readbud - get paid to read and rate articles

Selasa, 10 Februari 2009

Bila Kotak Nasi Disulap Jadi Robot

Bagi anak-anak kecil, wadah kotak nasi biasanya menjadi tempat bekal sarapan yang disiapkan oelh ibu saat berangkat mereka ke TK atau ke sekolah. Karena ukuran kotak yang begitu kecil sehingga mudah dijinjing dan dimasukkan ke dalam tas oleh anak-anak. Namun bagi mahasiswa elektro UGM, Wahyu Hidayat (21), ternyata dari sebuah kotak nasi ini bisa dijadikan sebuah prototipe robot. Nama robotnya pun terbilang unik, mungkin karena terbuat dari sebuah kotak nasi, sehingga ia namakan robot ‘lapar’.

Begitu ‘lapar’nya, sang robot pun tidak ubahnya seperti seekor macan yang kelaparan dan terus mengejar mangsanya. Jangan heran, robot mini yang berukuran 11 X 15 cm ini berhasil menyisihkan 80 robot pesaingnya beberapa waktu lalu dalam ajang kontes robot LTRC (Line Tracking Robot Competition) Se-Jawa dan Bali beberapa waktu lalu.

“Cukup dengan memberikan garis warna putih atau hitam pada lintasannya, maka robot ini akan berjalan terus mengikuti garis,” kata Wahyu Hidayat saat bincang-bincang dengan wartawan di Ruang Fortakgama, Selasa (26/2) di Kampus UGM.

Menurut pria kelahiran Kebumen 1988 ini, dalam kompetisi tersebut robotnya berhasil menjadi robot tercepat dalam melalui lintasan sepanjang 5,5 meter yang dibuat melingkar.

“Robot kita tercepat dan mampu melewati lintasan dengan waktu 18 detik untuk melewati lintasan, dengan kecepatan 0,75 cm per detik,” tutur wahyu.

Wahyu menjelaskan, setidaknya dirinya memerlukan waktu satu bulan untuk mendisain robot ciptaannya dengan menghabiskan biaya sekitar 250 ribu rupiah guna membeli berbagai macam peralatan dan rangkaian komponen robot. Meskipun demikian, setelah menjadi juara, Wahyu berhak memetik hasil jerih payahnya dengan mendapat piagam penghargaan, tropy Gubernur DIY dan uang pembinaan sebesar 600 ribu rupiah.

Dikatakan mahasiswa elektro angkatan 2004 ini, robot lapar buatannya ini akan diikutkan dalam kejuaraan kontes Galelobot (Ganesha Line Robot Competition) yang berlangsung pada bulan April mendatang di Kampus ITB, Bandung.

“Rencananya dalam kontes robot line follower nanti, kita akan melakukan up grade pada kompetisi karena tantangannya akan lebih sulit lagi,” paparnya.

Robot lapar ini, kata Wahyu, memiliki komponen berupa rangkaian pengendali, rangkaian monitor (LCD) dan rangkaian sensor. Beberapa komponen ini akan ditambahkan lagi rangkaian lainnya untuk menjadi juara dalam kontes robot line-follower.

Dijelaskan Wahyu, prototipe robot ini nantinya bisa dikembangkan dalam dunia industri sebgai robot pengangkut barang.

“Robot ini bisa dikembangkan untuk mengangkut barang di dunia industri dengan membuat lintasan,”terangnya.

Sumber : www.ugm.ac.id - Humas UGM/Gusti Grehenson